Kita sudah sangat paham adanya tiga ta yang sering dicari oleh masyarakat yakni harta, tahta, dan wanita. Walaupun ini tidak lepas dari pemikiran atau tradisi masyarakat Jawa, namun kelihatannya itu berlaku universal, bahkan bukan hanya di Indonesia.
Artinya apa yang dicari manusia sesungguhnya dalam hidup ini? Ya itu, tiga ta itu. Sekarang ini kelihatannya semakin nyata lagi, terutama setelah Indonesia semakin maju secara materi (harta). Orang yang sudah punya banyak harta, tentu ingin menggunakan kekayaannya untuk menyenangkan hidupnya. Pilihan pertama tentunya mencari pasangan atau yang digambarkan sebagai “wanita”. Supaya berlaku universal, kita anggap saja pasangan. Jadi wanita pun ingin juga mencari pasangan yang tepat.
Setelah orang sudah kaya harta dan sudah punya wanita apalagi kira-kira yang dicari? Ya ternyata untuk melanggengkan yang sudah ada tadi ya tahta atau kekuasaan. Tidak heran orang senang jadi PNS, atau pejabat publik karena pengaruh tahta ini. Mungkin ini tidak hanya berlaku di masyarakat Jawa. Kita pernah mendengar masyarakat Batak yang juga mencari tiga hal itu yakni hamoraon (harta), hagabeon (wanita), dan hasangapon (tahta).
Tentu saja prinsip itu bisa dianggap positif karena membuat kita lebih fokus dalam hidup ini.
Tapi menarik untuk mengikuti berita tentang wanita simpanan pejabat tinggi BPK di Kalibata, di mana si pria kelihatannya sudah memiliki tiga ta tadi; pejabat eselon satu, punya isteri dan anak, dan punya rumah dan mobil serta kekayaan milyaran rupiah. Tapi rupanya dia ingin ta yang lain yakni wanita kedua.
Dari berita yang kita ikuti, ternyata tiga ta yang sudah dimiliki itu bisa mengakibakan ta yang lain yakni derita atau malapetaka. Karena dianggap sebagai otak pembunuhan isteri simpanannya, maka sang pejabat itu kini meringkuk di dalam tahanan dan jabatannya hilang.
Pelajarannya barang kali walaupun tiga ta tadi tidak salah, namun akan menjadi tidak berguna jika kita tidak dapat menguasai tiga ta itu, dan bisa-bisa justeru membawa ta yang lain yakni derita seperti kisah Kalibata itu.
0 komentar:
Posting Komentar