Mhd. Handika Surbakti
(Aktivis Forum for Indonesia Surabaya & Santri CSS MoRA)
Warga Syiah Sampang kembali direlokasi oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Setelah diungsikan ke GOR Sampang pasca konflik yang terjadi di Agustus 2012. Pada tanggal 20 Juni lalu warga Syiah Sampang direlokasi kembali ke Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo. Alasan utama pemerintah merelokasi mereka adalah faktor keamanan. Pada dasarnya mereka tidak ingin direlokasi melainkan direkonsiliasi ke kampung halaman, mereka merasa tidak nyaman tinggal di pengungsian baik di GOR Sampang dan kini di Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo.
Penyelesaian konflik antara warga Sunni dan Syiah Sampang ini, hingga saat ini belum menemukan benang merah, sehingga menyebabkan warga Syiah belum bisa kembali ke kampong halaman mereka. Relokasi ini menimbulkan pro dan kontra antara berbagai pihak, Komnas HAM menilai ini merupakan sebuah pelanggaran karena setiap warga negara memiliki kebebasan untuk tinggal dan hidup di kampung halamannya. Namun, di sisi lain pemerintah juga harus melaksanakan amanah konstitusi juga untuk menjamin keberlangsungan hidup dan keamanan mereka.
Permasalahan yang muncul berikutnya adalah relokasi tetap dilaksanakan, selain relokasi bukanlah keinginan mereka fasilitas dan kebutuhan pokok mereka di tempat relokasi yang baru belum memadai dan mencukupi. Di satu sisi mereka tidak memiliki pekerjaan disana karena pekerjaan mereka sehari-hari adalah bertani, mereka juga tidak mendapatkan kebutuhan-kebutuhan sekunder yang penting, seperti susu bayi dan perlengkapan balita lainnya.
Untuk kebutuhan kemanan, relokasi oleh pemerintah ini merupakan langkah yang baik melihat kondisi disana yang dapat mengancam nyawa mereka. Namun, proses dan pelaksanakan relokasi ini masih belum memenuhi kebutuhan dan kenyamanan masyarakat Syiah ini, sehingga dibutuhkan upaya humanisasi relokasi ini, agar tidak memunculkan permasalahan baru.
0 komentar:
Posting Komentar