Tidak dirasa penggunaan bahan bakar fosil sudah berlangsung lama sekali. Tidak dirasa juga sumber bahan bakar tersebut akan habis karena sifatnya yang sekali pakai. Saatnya kita mulai berfikir keras untuk mengmbangkan energi baru. Tidak hanya berfikir tetapi juga bereksperimen terhadap berbagai sumber daya apakah itu alam atau kimiawi. Walaupun kemudian kita dihadapkan pada masalah biaya, ekonomis atau tidak, bisa diterapkan atau tidak? Sesuai dengan kebutuhan jaman atau tidak? Semangat kita tidak boleh mengendur.
Saat ini yang kita lakukan adalah menguras batubara dan minyak bumi. Jika pada suatu saat keduanya habis, mungkin kita bisa beralih ke gas yang kondisinya sama dengan keduanya yaitu akan habis suatu saat nanti. Gas bumi selama ini banyak digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti untuk kompor. Untuk keperluan lain misalnya bahan bakar mobil, kita masih takut karena disinyalir tidak aman. Akan tetapi gas mau tidak mau harus kita galakan penggunaannya tentu dengan riset yang juga dilakukan secara terus menerus sehingga aman untuk digunakan. Setelah gas alam habis, pada akhirnya nanti kita harus dapat berfikir panjang dan mungkin ekstrim untuk mencari sumber energi lainnya, seperti nuklir.
dari poskota.co.id
Nuklir
Dalam benak saya, energi nuklirlah yang muncul. Bukan karena saya ahli nuklir, tetapi karena saya sering melihat berita tentang Korea Utara ataupun Iran yang menurut pemberitaan mengembangkan senjata nuklir. Berarti memang nuklir itu sangat ekstrim, ekstrim dalam arti efek politiknya, efek ekonomisnya, efek keamanannya. Semuanya berpadu sehingga bagi saya nuklir itu sungguh seksi. Reaksi nuklir yang menghasilkan efek politis, sosial, dan hankam itu sungguh mengagumkan.
Menurut seorang pakar nuklir, Adji Ahmad Bramantya, siswa saya ketika sekolah yang juga lulusan universitas ternama di Jogja dan Korea Selatan ini, nuklir itu sangat Go Green, karena tidak menghasilkan CO atau CO2. Jadi sangat up to date, sesuai dengan tren saat ini. Nuklir itu juga sangat bisa untuk dihasilkan dalam jumlah banyak (massive). Negara di dunia yang menggunakan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik sudah banyak, seperti Amerika, yang punya lebih dari seratus reaktor, kemudian Prancis yang total listriknya dari reactor nuklir, begitupula Jerman yang dapat listrik dari Prancis yang menggunakan nuklir, selanjutnya ada Jepang dan dua korea. Nuklir sudah digunakan untuk menunjang kehidupan manusia di berbagai Negara dan dihasilkan sebagai energi yang berlimpah.
Namun memang lanjut Adji, penggunaan nuklir sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Dapat dikatan negara yang menggunakan energi nuklir, pemerintahaannya mendukung penuh nuklir itu, karena ada efek-efek baik dari segi pembiayaan yang besar maupun efek politis. Dalam banyak hal masalah energi nuklir dikaitkan dengan senjata atau bomb, seperti yang terjadi pada Hiroshima Nagasaki. Kemudian efek radiasi yang ditakutkan orang sekitar reaktor. Akan tetapi jika ada aturan main yang jelas, tentu bisa kita hindari bersama, seperti dosis dan radius keamanan serta reaktor yang kuat dan tidak mudah bocor.
Dengan kebijakan pemerintah, diharapkan segala kebutuhan reaktor nuklir seperti uranium atau plutonium, serta kekokohan reaktornya dapat dipenuhi. Pemerintah juga mengatur agar energi berlimpah yang akan dihasilkan adalah untuk publik. Oleh karena itu uang harus digelontorkan untuk pengembangan ini dan para pembuat kebijakan tidak boleh berfikiran profit. Kemudian yang harus difikirkan lagi adalah jumlah reaktor kita yang masih minim, hanya 3. Itu juga masih terbatas reaktor riset, sehingga untuk keperluan reaktor pembangkit masih jauh. Pemerintah perlu mencoba membangunnya.
Pada tahun-tahun ini atau beberapa tahun ke depan, banyak negara di belahan dunia mencoba mengembangkan hydrogen (H2), seperti Inggris yang berencana pada tahun 2025 akan memulai 100% penggunaan hydrogen. Contoh simpelnya yang ada di sekitar kita adalah mobil hibrid yang mulai dikembangkan. Mobil ini dapat menggunakan sumber energi yang beragam, ada yang listrik campur minyak, ada yang hidrogen dan minyak, ada yang gas dan lain sebagainya.
mobil hibrid, dari metrotvnews.com
Pemisahan hidrogen yang menggunakan stem atau uap panas ini efektif dilakukan dengan menggunakan reaksi nuklir yang pada prosesnya akan menghasilkan panas. Untuk penggunaan hidrogen ini zat buangnya adalah air, yang menetes, seperti pada AC, yang artinya cukup ramah lingkungan karena tidak menghasilkan zat buang berbahaya, seperti korabon diaoksida atau korabon monoksida.
Swasembada Energi
Pilihan kedua adalah swasembada energy, mengaca pada kondisi alam Indonesia yang beragam. Setiap daerah harus dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Potensi air terjun, panas matahari, gas, geothermal, gelombang laut harus dimaksimalkan sehingga suatu daerah dapat memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Hal itu ditegaskan oleh rekan kerja saya Fiestiyo Agung, guru Fisika lulusan universitas ternama di Depok dan Bandung.
Sebagian daerah sudah memaksimalkan hal ini, misalnya dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), sudah tersebar merata dari kota-kota di Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, kemudian ada pembangkit listrik tenaga Banyu yang akan dikembangkan di Jogja PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Banyu) akan menjadi yang pertama kali di Indonesia.
PLTA, dari satunegeri.com
Nah apa yang sudah dikembangkan oleh daerah ini harus dilestarikan dan dikembangkan terus. Untuk hal itu diperlukan kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, universitas di daerah, dan badan pengambang teknologi seperti BPPT atau PUSPIPTEK, karena untuk melestarikannya tentu membutuhkan riset terus menerus. Riset itu juga penting untuk mencari energi baru lainnya yang menjadi potensi daerah, seperti misalnya daerah yang kena panas matahari terik harus mencoba mengembangkan pembangkit listrik tenaga solar. Mau tidak mau anggaran untuk pengembangan ini harus ditingkatkan agar penelitian tidak berhenti di tengah jalan.
Riset difokuskan tidak hanya pada sumber daya alam, tetapi juga energi yang dapat dihasilkan dari reaksi-reaksi kimia bahan-bahan yang ada di alam, seperti penggunaan kompos, kotoran hewan, dan berbagai bahan lainnya.
Energi Mix
Pada akhirnya, saya menyimpulkan, ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama kita mengembangkan energy masing-masing daerah, seperti PLTA atau PLTU yang sudah ada, sembari kita melestarikan alam sekitar karena sumber energi itu sangat bergantung pada kondisi alam sekitar yang pada dasarnya bergantung pada tingkah laku dan kebiasaan manusia sehingga alam sekitar terpelihara. Kemudian yang kedua, kita harus berusaha mengambangkan sumber energi utama, yang menurut saya adalah nuklir. Saat ini kita ibarat masih jauh api dari panggang, pengembangan nuklir kita masih minim, masih berkutat pada hal kecil seperti untuk pengobatan dan kesehatan atau untuk teknologi pertanian. Sudah saatnya kita menjajakan kaki lebih jauh karena saya percaya kita punya manusia-manusia ahli di bidang nuklir yang tidak kalah dengan para ahli luar negeri. Agar suatu saat nanti jika minyak, batubara, atau gas habis kita siap menghadapinya.

0 komentar:
Posting Komentar