blazer korea

Aplikasi Teknologi Nuklir - Peranan Isotop Alam Dalam Studi Air Tanah



Peranan teknik isotop dalam studi air tanah dapat melibatkan isotop alam dan isotop buatan. Isotop alam didefinisikan sebagai isotop, baik stabil maupun radioaktif yang terdapat di lingkungan dengan konsentrasi yang berubah-ubah tergantung pada kondisi lingkungan yang mempengaruhinya. Dalam hal ini peneliti tidak dapat mengontrol kondisi secara langsung. Sebaliknya isotop buatan adalah isotop yang diinjeksikan ke dalam sistem untuk mengikuti pergerakan air dan komponennya, contohnya adalah 51Cr, 60Co, 131I, 82Br, 22Na, dan 198Au. Tulisan ini hanya membahas isotop alam dalam peranannya untuk studi air tanah.


Berdasarkan sifatnya isotop alam dibagi dua yakni stabil (misalnya: 2H, 18O, 13C, 15N, 34S, 37Cl) dan radioaktif (misalnya: 3H, dan 14C).





Pada Tabel 1 memperlihatkan jenis isotop alam dan aplikasinya dalam studi air tanah. Isotop 2H, 18O dan 3H (air), dan 13C (DIC) merupakan satu-satunya tools yang dapat memberikan informasi mengenai daerah resapan air tanah. Kombinasi data isotop ini bersama dengan data kimia akan sangat berguna untuk investigasi mekanisme resapan air tanah. Data daerah resapan air tanah maupun interkoneksi antar akuifer dapat diketahui dengan menggunakan isotop 2H, 18O, dan 3H (air), 13C (DIC) dan 14C (DIC). Penggunaan isotop alam telah dilakukan pada air tanah di akuifer tertekan atas (kedalama 40-140 m) di daerah Jakarta, yang disimpulkan bahwa air tanah tersebut berasal dari daerah Depok, Sawangan, dan Bogor yakni pada ketinggian 130-280 m. Isotop 2H dan 18O dalam air juga diterapkan untuk studi air tanah di daerah Bekasi dan TPA-Bantar Gebang dan Karawang.


Isotop alam 3H (air), 14C dan 13C (DIC), dan senyawa CFC (Chloro Flouro Carbon) dalam air merupakan parameter untuk tujuan penanggalan air tanah. Tidak ada metode konvensional lain yang dapat digunakan untuk studi penanggalan air tanah. Penggunaan isotop alam untuk penanggalan air tanah dilakukan dengan 3H untuk air tanah muda dengan referensi input tritium di atmosfer pada tahun 1963. Akhir tahun 1962 merupakan uji coba bom termonuklir yang menghasilkan megaton energi fusi di atmosfer belahan bumi utara. Puncak tritium hingga 6000 TU pada tahun 1963 menjadi suatu penanda yang digunakan dalam studi hidrogeologi, Isotop 14C dalam senyawa anorganik karbon terlarut (DIC-Dissolved Inorganic Carbon) dapat digunakan untuk penanggalan yang lebih tua dari tritium, yaitu untuk air tanah paleo (tua) dan air tanah fosil dengan kisaran umur hingga 30.000 tahun. Senyawa DIC dalam air tanah berupa karbonat atau bikarbonat yang berasal dari CO­­­2 atmosfer, CO2 tanah, atau asam organik. Senyawa CFC dapat digunakan untuk penanggalan air tanah muda dalam skala waktu tahun 1950 hingga saat ini. Senyawa CFC dilepaskan ke atmosfer dari kegiatan industri (sebagai pelarut) dan rumah tangga (dalam sistem pendingin ruangan, lemari es, aerosol, dan produuk kecantikan) sejak tahun 1930 dan konsentrasinya meningkat hingga 600 pptv pada tahun 2000. Karena sifatnya yang mudah larut dalam air, maka senyawa CFC akan mengikuti siklus hidrologi.


Isotop alam seperti 2H dan 18O (air), 13C (DIC), 18O dan 34S (SO4- dari air), 18O dan 15N (NO3- dari air) dapat digunakan untuk studi polusi dan salinisasi pada air tanah. Informasi yang lengkap tentang asal-usul polutan dan salinisasi dapat diperoleh dengan penggabungan parameter isotop dan geokimia. Isotop 18O dan 34S dalam senyawa sulfat terlarut pada air tanah, dapat digunakan untuk identifikasi intrusi air laut dengan mengacu pada nilai 34S, untuk air laut adalah -21%0 CDT dan nilai 18O adalah 9,5%0 SMOW. Kedua parameter ini juga dapat digunakan untuk mengetahui sumber anthropogenik penyabab hujan asam di suatu daerah. Isotop 15N dan 18O dalam senyawa nitrat terlarut pada air tanah dapat digunakan untuk membedakan sumber pencemar nitrat, apakah berasal dari pupuk sintetik ataukah dari aliran septik tank (atau kotoran hewan). Pupuk sintetik akan mempunyai nilai 15N lebih rendah (kurang dari 5%0) daripada kotoran hewan/manusia (lebih besar dari 10%0). Proses denitrifikasi oleh bakteri dalam air tanah dapat diketahui dengan adanya proses pengkayaan nilai (enriched value) pada 15N dan 18O pada senyawa nitrat. Pencemaran air tanah oleh air lindi dari suatu tempat pembuangan akhir (TPA) sampah juga dapat diketahui dari isotop 34S dan 15N. Aplikasi isotop 34S dan 18O dalam senyawa sulfat terlarut telah diterapkan untuk studi air tanah di TPA Bantar Gebang.


Kesimpulan


Setiap makhluk di bumi selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidup, demikian juga manusia. Akan tetapi tidak setiap orang dengan mudah mendapatkan air bersih. Saat ini, krisis air bersih telah menjadi masalah serius bagi sebagian penduduk di dunia, terutama di wilayah Afrika. Di Indonesia krisis air bersih telah dirasakan penduduk di Sumba-Nusa Tenggara Timur, Grobogan, Gunung Kidul dan Banyuasin. Bukan tidak mungkin, penduduk yang saat ini berlimpah air suatu saat nanti juga akan merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti yang dikatakan oleh mantan Sekjen PBB, Kofi Annan dalam sambutannya pada World Water Day tahun 2002: jika pola konsumsi air seperti saat ini terus berlanjut, maka pada tahun 2025 nanti sekitar 5 milyar orang akan kesulitan, bahkan tidak mungkin mendapatkan air bersih. Kesulitan ini akan berdampak pada kekurangan pangan dan peningkatan penyakit, sehingga jumlah orang miskin akan bertambah. Akibatnya akan terjadi konflik yang menjurus kekerasan antar wilayah untuk memperebutkan sumber daya air.


Teknologi isotop alam seperti 2H, 18O, 13C, 15N, 34S, 37Cl, 3H dan 14C bersama-sama dengan parameter kimia, dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan sumber daya air. Isotop alam dalam studi air tanah dapat memberikan informasi tentang asal-usul, interaksi antar akuifer atau dengan air permukaan, penentuan umur, sumber pencemar dan salinisasi, dan studi kelayakan sumber panas bumi.


Sumber: “Buletin BATAN Nuklir Mengabdi Kemanusiaan No. ISSN 0126-3293 Tahun XXXI No. 1 Juni 2010″ oleh E. Ristin Pijiindiyati - Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN.


Keterangan: Disalin dari sumber buku dengan sedikit menambahkan tanda baca dan pengkoreksian kata dalam kalimat.



sumber : http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/10/21/aplikasi-teknologi-nuklir-peranan-isotop-alam-dalam-studi-air-tanah-602432.html

Aplikasi Teknologi Nuklir - Peranan Isotop Alam Dalam Studi Air Tanah | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar