Saya temukan ungkapan hati para anak2 Mahyeldi, yang mengikuti pilwako Padang periode 2014-2019, pasangan nomor urut 10. Sebagai incumbent, banyak tudingan yang disampaikan lawan-2 politiknya..walau kalau secara kasat mata dengan posisinya yang hanya sebagai wakil walikota padang 2009-2014..banyak keterbatasan secara aturan dan posisi yang membuatnya tidak terlalu bisa berkreasi..lihat linknya disini.
Secara pribadi saya yang sudah lama tinggal di Padang, mencermati betapa ada banyak gagasan dan terobosan yang akan dia buat seandainya terpilih sebagai Walikota Padang 2014-2019, ada 10 Program unggulan yang akan dia gulirkan dan berdasarkan kajian dan pengalaman Pak Mahyeldi dan Pak Emzalmi (Mantan Sekda Padang, Pamong senior), secara pribadi saya meyakini bahwa beliau berdua mampu mengayomi warga kota Padang dan saya juga yakin bahwa Mahyeldi dan Emzalmi ini bukanlah perpanjangtanganannya Walikota Padang sekarang, Fauzi Bahar, yang nyata-nyata keponakannya juga maju sebagai calon Walikota.
Marilah kita cermati saja ungkapan hati anak-2 Mahyeldi..berikut ini:
Assalamu’alaikum..
Teruntuk buya kami tercinta (Mahyeldi Ansharullah), Semoga buya selalu berada dalam limpahan rahmat dan cinta sang Pencipta.
Buya, banyak hal yang ingin kami ceritakan. Khususnya bidang yang buya sudah terlibat lama didalamnya. POLITIK!
Buya..
Apa memang setiap orang baik itu punya pendengki yang selalu saja menghina dan mencaci kesalahan yang mungkin sepele dan tak sengaja atau bahkan tidak pernah terjadi?
Dalam perpolitikan ini, banyak sekali kami temui orang-orang yang terus mencaci orang lain yang jauh lebih baik dari yang mereka puji. Kami merasakannya, merasakan apa yang menimpa buya. Di FB maupun twitter, nggak lepas dari ocehan para pencaci dan pendengki..
Ingin skali kami membalas cacian dan hinaan mereka pada buya dan berteriak “kalian salah!!” tapi kami tak akan melakukannya karna ummi pernah bilang, “kalau kita ikutan mencaci, apa bedanya kita dan mereka?”
Kami akhirnya paham, itu semua mereka lakukan karna mereka tidak mengenal siapa buya dan mereka tak tahu apa yang telah buya lakukan untuk mereka. Seperti kisah Rasulullah yang berhijrah ke thaif, namun beliau malah disambut dengan hinaan dan cacian. Bahkan dilempari bebatuan. Tapi Rasulullah malah berdo’a “Allahummaghfir qaumiy, fainnahum laa ya’lamuun”. Yaa! Mereka tak tahu, dan tak ingin tahu..
Mereka harus tahu bahwa Buya tidaklah seperti yang mereka sangka. Kami lebih tahu daripada mereka..
Hari-hari buya tak lepas dari memikirkan dakwah, rakyat, dan bagaimana menegakkan syariat islam di Kota Padang. kami tahu betul itu. Hampir setiap hari buya memulai aktifitas disaat kami belum terjaga, dan kembali pulang ke rumah disaat kami sudah terbuai mimpi, terlelap menantimu pulang.
Saking disiplin dan cintanya pada masyarakat, buya nggak pernah membatalkan agenda dengan mereka hanya untuk sedikit refreshing dengan kami, anak-anakmu. Ketika ramadhan kemaren (1434H) tak skalipun buya sempat untuk berbuka bersama kami, karna jadwal ceramah dan jumpa masyarakat telah memadati waktu buya. Tapi, kami telah ridho dengan semua itu, kami telah ikhlas melepasmu menjadi mujahid penegak agama Allah..
Ketika foto-foto buya bekerja membantu masyarakat dan merakyat, ada saja mereka yang mengatakan kalau buya nggakk ikhlas bekerja, hanya untuk disebar ke media, hanya untuk pamer. Namun, ketika buya tak sedikitpun memperlihatkan foto-foto aktifitas buya, mereka malah bilang kalau buya nggak ada kerja nyata dan hanya bisa ngomong doang, Cuma bisa berjanji tanpa memberi bukti. Kadang kami anakmu ini heran, sebenarnya apasih maunya mereka? Begini salah, begitu salah. Yang kami tahu, begitulah para pendengki..
Melalui surat ini, kami mau memberi tahu buya.. dimata kami, buya bukanlah seperti yang mereka sangka. Bagi kami, buya adalah ayah terbaik sepanjang masa. Buya juga adalah sosok pemimpin yang ideal bagi kami. Disamping kekuranganmu layaknya manusia biasa, buya juga memiliki kelebihan yang luar biasa. Disiplinmu, tegasmu, merakyatnya dirimu, dan kedekatanmu pada Allah. Buya adalah teladan kami dalam segala hal..
Buya..
Amanah yang buya pikul tidaklah mudah. Itu teramat berat, dan nantinya akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat. Karena itu buya memaksimalkan tenaga dan mengoptimalkan waktu agar tak terbuang sia-sia.
Buya..
Walaupun kuantitas waktu kebersamaan kita sedikit dan terus berkurang dari masa ke masa, kami merasakan kualitasnya yang luar biasa dan sangat berharga. Kami terus belajar untuk menerima keadaan ini, sejak buya menjadi wakil ketua DPRD Sumatra Barat. Sekarang, kami sudah bisa beradaptasi dengan kondisi seperti ini. Kami ikhlas melepas buya di jalan dakwah ini..
Buya, apapun langkah yang buya ambil dalam jalan dakwah ini untuk menegakkan syariat islam.. kami semua mendukungmu, mendukung dakwahmu.. karena, kami semua mencintaimu karena Allah..
Salam hangat
-anak-anakmu yang mencintaimu
Sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=453079781467723&set=a.408423855933316.1073741828.406366249472410&type=1

0 komentar:
Posting Komentar