Bukan KORUPSI yang bikin ekstabilitas Partai Demokrat jeblok. Jangan kambing hitamkan gara-gara Anas, lalu Demokrat terpuruk. Naif. Karena yang korupsi juga nggak cuma Anas. Ada Nazarudin, ada Angelina Sondaag, ada Andi Malarangeng.
Juga bukan karena korupsi lalu Demokrat jadi jeblok. Karena hampir semua partai juga kader-kadernya dikandangin karena korupsi. Yang bikin Demokrat terpuruk dan jeblok bukan korupsi, juga bukan karena seorang Anas Urbaningrum semata!
Gue baru omong-omong iseng sama Pakar Komunikasi. Ketemu di Bandara karena pesawat deelay, terus lihat TV dan kehibur dari kegondokan pesawat telat. Acaranya ILC, keliatan yang jadi bahan itu acara lagi-lagi mojokin Partai Demokrat.
Pakar Komunikasi yang duduk di sebelah gue tadinya diem aja. Tapi trus nyeletuk gini; “Ini yang bikin Partai Demokrat Terpuruk!” begitu di layar kaca nongol wajah Ruhut Sitompul. Dan tanpa gue tanya Pakar Komunikasi itu bilang kalo selama ini Partai Demokrat kehilangan rasa kesantunannya gara-gara mulut Ruhut.
“Parahnya…” sambung Sang Pakar. “kenapa manusia-manusia kayak gini yang selalu dijadiin Juru Bicara Partai Demokrat. Kenapa selalu Ruhut, lalu Sutan Batugana, dan Ramadhan Pohan… yang tampil dan secara tampilan dan gaya bicara tidak mewakili kesantunan partai demokrat…..”
Sebelum Ruhut terlalu banyak tampil, banyak bicara, yang selalu mewakili Partai Demokrat bicara adalah kesantunan ala Pak Amir, yang kini jadi menteri, lalu Mark Sopacua mantan penyiar TVRI itu, bahkan Anas saat itu, jika berbicara atas nama Partai Demokrat bahasanya adem, gaya bicaranya pelan, terkesan hati-hati, dan tutur katanya selembut SBY.
Tidak seperti tiga manusia Ruhut, Sutan, dan Ramadhan.
Lihat saja dari cara bicara mereka, mata melotot, selalu terlihat tak mau kalah jika didebat, dan kebiasaan awal kata seoalah memuji lawan bicara namun di belakang kalimat memojokan. Dan, Ruhut yang suka memuji-muji setinggi langit SBY, buat publik tak lebih dari Sengkuni yang menjilat.
Dulu, jarang Partai Demokrat menebar tuduhan sana sini, menyerang Partai Lain, tapi sekarang… bahkan oleh tiga “JURU BICARA” ini Partai Sekutu aja diserang. Gak heran kan kalo puncaknya, Ruhut malahan ditolak oleh Partai Sekutu Demokrat juga, pas dicalonin jadi Ketua Fraksi Komisi 3.
Ini Pakar Komunikasi yang bilang, lho. Gue sih, gak jaminan SBY membaca kompasiana. Tapi, kalo ada PEMBISIK sang ketua umum membaca tulisan gue, dan SBY menyadarinya, gue jamin pelan tapi pasti… Partai Demokrat dapat simpati publik lagi.

0 komentar:
Posting Komentar