Tulisan saya pada rubrik Politik Kompasiana tanggal 14 Oktober 2013 dengan judul “Inilah Jati Diri Sebenarnya dari Bunda Putri” (ini linknya http://politik.kompasiana.com/2013/10/14/inilah-jati-diri-sebenarnya-bunda-putri-601557.html) telah dibaca oleh 4.395 orang, dikomentari oleh 51 orang, dan dinilai oleh 24 orang serta sempat menjadi Trending Article (TA). Dari sekian banyak komentar itu banyak yang meragukan apa yang saya tulis, di mana saya menulis bahwa sosok Bunda Putri sebenarnya adalah Non Saputri. Beberapa di antaranya malah memaki-maki saya dengan kata-kata kasar. Tetapi itu saya anggap biasa di kalangan kompasioner yang memang sangat kritis,. Hanya memang sebenarnya dalam diskusi intelek penggunaan kata yang sopan akan lebih baik.
Di tengah situasi seperti itu muncul kemudian tulisan Bang Faisal Basri dengan judul “Bunda Putri yang Saya Kenal” di rubrik Politik Kompasiana tanggal 22 Oktober 2013 (ini linknya http://politik.kompasiana.com/2013/10/22/bunda-putri-yang-saya-kenal-603950.html). Beda dengan tulisan saya yang hanya mengutip dari sumber lain, tulisan Bang Faisal asli dari sumbernya karena beliau memang pernah bertemu beberapa kali dengan Bunda Putri. Yang membuat saya lega adalah beberapa keternagan yang disampaikan Bang Faisal dalam tulisannya sama dengan yang saya sampaikan. Antara lain bahwa nama asli Bunda Putri adalah Non-Saputri dan Non Saputri ini memang punya hubungan atau relasi yang sangat luas dalam bisnis dan politik dengan beberapa tokoh terkemuka di Indonesia dan di dunia.
Yang justru aneh adalah pernyataan pihak istana yang menyatakan bahwa pernyataan SBY akan mencari sosok siapa Bunda Putri sebenarnya dan akan memberitahu dalam 2 atau 3 hari setelah konferensi pers itu bukanlah untuk publik tetapi untuk konsumsi internal istana. Pernyataan itu semakin menegaskan bahwa ada sesuatu yang “tak wajar” di sini. Menurut versi Bang Faisal dan juga saya, toh sosoknya sudah jelas. Tetapi lagi-lagi pertanyaannya: mengapa istana memilih bungkam dan tak mau menyebut nama asli Bunda Putri?

0 komentar:
Posting Komentar