blazer korea

Ketika Semua Mata Memandang Jokowi



Sosok yang satu ini memang hampir setiap hari menghiasi media. Media darling begitu orang dari berbagai pihak mengistilahkannya. Setiap gerak-gerik sang idola, dari bangun pagi sampai beranjak tidur seolah media tak mau lepas untuk memberitakannya. Selalu ada saja yang di cari apa yang bisa di jadikan berita. Ruang pribadipun seolah kian sempit bagi Jokowi, sekedar untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.


Ada yang memandang fenomena ini sebagai sesuatu yang luar biasa, karena beranggapan begitu sulitnya untuk jaman sekarang mencari sosok pribadi yang menjadi seorang pemimpin daerah dengan menonjolkan aspek kedekatan dengan rakyat (warganya), menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat yang di pimpinnya. Padahal jika ingin mengekor seperti pemimpin daerah lainnya, sosok Jokowi bisa saja bersikap sebagai seorang penguasa dengan mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan keluarganya (membangun dinasti), golongannya ( partai politik dan para pendukung kesuksesan politiknya ).


Ada juga yang menganggap fenomena Jokowi ini sebagai sesuatu hal yang biasa saja, dengan pandangan bahwa memang seharusnya menjadi seorang pemimpin itu ya seperti itu.


Dan ada yang memandang fenomena Jokowi ini sebagai hal yang di besar-besarkan saja, dalam hal ini medialah yang di anggap sebagai agen pencitraan diri seorang Jokowi. Bisa saja ini langkah diam-diam Jokowi dan kelompoknya (dalam hal ini partainya) untuk mengangkat citranya dan juga partainya menjelang 2014 (tahun politik). Ada agenda tersembunyi yang sedang di mainkan oleh Jokowi dan partainya untuk memuluskan jalan menuju persaingan sengit politik di tahun 2014 yang hanya tinggal menghitung bulan. Beberapa tokoh politik (lawan politik Jokowi) beberapa hari ini sering mengeluarkan statemen yang mengkerdilkan (menjelekkan) Jokowi, dengan kritik pedas, ataupun dengan membandingkan kinerja Jokowi (yang baru setahun berjalan) dengan pemimpin lain atau pemimpin sebelumnya, yang di anggap masih jauh panggang dari api. Di anggap masih jauh dari harapan untuk mengatasi keruwetan Jakarta yang multi komplek itu. Di anggap belum bisa memenuhi janji-janji kampanyenya.


Jokowi seolah menjadi sosok sentral yang selalu di cari, di buntuti, di beritakan, dari hal yang paling sederhana seperti gaya berpakaian, cara bicaranya, senyum dan tawanya, apa dan dimana makannya. Sampai kepada hal-hal yang menyangkut jabatan publik yang sedang di jalankannya sebagai gubernur DKI Jakarta, dari mulai dia keluar rumah dinasnya yang sudah di tunggui banyak pasang mata media yang siap membututi kemana Jokowi mau melangkah. Di sini pun para wartawan harus jeli dan awas mencari tahu informasi baik dari ajudan Jokowi sampai sopirnya, kemana hari ini Jokowi akan melangkah mengawali blusukannya (istilah yang menjadi rebutan siapa yang pertama kali membumikannya).


Begitulah sosok Jokowi, yang memulai karir politiknya dari walikota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta. Banyak pasang mata sedang memandang setiap gerak-geriknya. Jokowi menjelma bak artis yang selalu di tunggu kabar beritanya. Suatu keberhasilan atau kegagalan Jokowi akan menjadi buah bibir di berbagai kalangan dan juga kepentingan. Bahkan sosok Jokowi bisa di manfaatkan oleh pihak tertentu untuk mengangkat citra politik kelompoknya.


Semoga sosok Jokowi bisa menjadi sesuatu yang membaikkan citra seorang pemimpin yang tidak berlagak sebagai seorang penguasa yang hanya berusaha mengambil keuntungan pribadi (keluarga/dinasti) dan kelompoknya (partai politik dan para pedukungnya) saja, tapi menjadi pemimpin yang melayani semua warga yang di pimpinnya, tanpa memandang dari keluarga manapun, kelompok manapun, partai manapun.


Kita rindu sosok pemimpin yang tidak risau (galau) tatkala dirinya di sorot oleh media mewakili jutaan warganya yang memandang, menyaksikan setiap gerak-geriknya, kepribadiannya, cara kerjanya, harta kekayaannya, sebagian kehidupan pribadinya. Sosok pemimpin yang selalu siap melayani warganya, selalu siap menyambut keluhan warganya dengan tangan terbuka, memberikan solusi nyata yang menguntungkan semua pihak dan bukan hanya wacana, tidak hanya duduk diam di belakang meja terima laporan anak buahnya saja.


Ketika semua mata memandang Jokowi, seolah kita sedang menunggu dan berharap, semoga Jokowi jikapun harus (di ajukan) jadi capres (bukan hanya capres wacana), dia tetap menjadi sosok pribadi yang membumi (dekat dengan rakyat), dan merelakan sebagian besar aspek kehidupan pribadinya menjadi contoh yang baik bagi pemimpin atau calon pemimpin lainnya.

*****

Catatan : Menulis tentang Jokowi memang selalu menarik, tapi menulis yang baik itu tidak mudah. Paling mudah yang tinggal copy paste, tapi kemarin sekali melakukan langsung di hapus sama Admin Kompasiana. Untung saja nggak di banned, maaf ya Min, kemarin itu menulisnya sedikit tapi sambil emosi.



sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/10/23/ketika-semua-mata-memandang-jokowi-601574.html

Ketika Semua Mata Memandang Jokowi | Unknown | 5

0 komentar:

Posting Komentar