Perkembangan faham kebebasan yang mendunia ditambah perkembangan media online yang sangat pesat merupakan kolaborasi yang luar biasa dalam menciptakan masyarakat yang bebas ngomong. Adanya undang undang yang membatasi seolah olah tidak mengurangi minat masyarakat untuk ngomong bebas di mana saja. Bahkan dengan menggunakan nama dan profil palsu orang orang membuat komentar yang susah kita bisa menerima bahwa itu diketik oleh makhluk yang bernama manusia. Tapi demikianlah, sistem terus berjalan. Manusia tenggelam dalam kebebasannya. Saling caci saling maki dan saling merendahkan.
Akhir akhir ini dunia maya dihebohkan dengan komentar yang dianggap “tidak bagus”. Tulisan berseliweran di facebook, twitter, kompasiana dan di media online yang lain. Rata-rata mengecam dan menyesalkan. Muatan politik tentu saja ikut nebeng dalam kasus ini. Tapi itulah ketidakkonsistenan dari dunia maya. Seolah olah semua orang bebas berpendapat, atau bebas memancing orang lain untuk berpendapat, namun saat giliran mendapat balasan yang dianggap kurang enak, terus meradang di mana mana. Lho kok enak sekali! Pengin bebas ngomong tapi nggak ingin orang lain ngomong. Itu namanya nggak siap di dunia maya. Jika tulisan yang dikritik habis itu dianggap tidak sopan, maka cobalah dicheck di dunia maya, lebih banyak mana komentar yang halus sopan dengan komentar yang kasar.
Memang manusia itu paling susah untuk konsisten

0 komentar:
Posting Komentar