Hilangnya sikap toleransi dari kaum mayoritas akan berdampak negatif pada kaum minoritas. Jika saja sikap toleransi telah hilang, maka kekerasan akan selalu ada selama perbedaan ada. Inilah permasalahan yang ada saat ini, khususnya dalam masyarakat Islam. Dalam Islam itu sendiri telah melahirkan banyak golongan kecil maupun besar. Berbicara Islam, berarti berbicara semua golongan yang mengakui kitab Alqur’an dan mengikuti Sunnah Nabi. Walaupun, ada golongan mayoritas beranggapan bahwa selain golongan kami adalah sesat dan salah. Tapi Pada kenyataannya, dalam Islam itu sendiri ada banyak golongan Islam atau berbagai penafsiran yang berbeda-beda.
Kembali ke-Islam-an masa lalu saat Nabi Muhammad berdakwah. Saat itu, sekalipun para kafir Quraisy selalu saja menghina Nabi dan Islam. Nabi dengan tegas menghindari cara kekerasan untuk mengenalkan Islam kepada seluruh penduduk Arab. Dengan begitu, Islam lebih dikenal sebagai Islam pembawa rahmat dan perdamaian. Jika melihat kejadian-kejadian dalam Islam saat ini, banyak kelompok-kelompok radikal yang menggunakan kekerasan untuk mengenalkan Islam. Secara tidak langsung, mereka telah keluar dari jalur cara dakwah Islam yang sesungguhnya. seperti dakwah Nabi Muhammad dan para Sahabatnya.
Dewasa ini, Permasalahan yang mendasar di Islam saat ini adalah hilangnya pluralisme dan sikap toleransi terhadap golongan yang berbeda. Padahal, pluralisme merupakan suatu kebutuhan bagi kaum minoritas yang hidup dalam suatu komunitas minoritas keagamaan. Contoh kecil dalam permasalahan Islam saat ini ialah kasus perdebatan Sunni-Syiah di Indonesia. Walaupun kedua madzhab ini sama-sama mengakui keimanan mereka terhadap Allah, Alqur’an dan Kenabian terakhir Muhammad. Perbedaan dalam kepercayaan, sudut pandang sejarah dan reaksi terhadap kejadian kontemporer bermula dari meninggalnya Nabi Muhammad pada abad ke-7.
Sejarah Syiah adalah sejarah minoritas yang hak-haknya ditolak mayoritas Sunnah dan juga, Ahlusunnah Wal Jamaah sebagai golongan mayoritas dalam Islam (85%) selalu saja menyalahkan ajaran Syiah (15%) yang minoritas tanpa harus mengkaji lebih dalam lagi. Akan tetapi, kekurangan yang berdampak negatif dalam masyarakat Sunni saat ini ialah kurangnya tindakan untuk mencari tahu sendiri dan lebih memilih mendengar fatwa sang guru keagamaan mereka. Sehingga, apapun yang dikatakan oleh sang guru pasti akan dilaksanakan walaupun itu salah. Inilah kefanatikan buta yang membawa pada kebodohan masyarakat Islam dan menyebabkan kemunduran Islam.
Menurut penulis, sebab kefanatikan buta atau berlebihanlah yang menyebabkan hilangnya sikap toleransi dan pluralisme dalam Islam. Lalu menyebabkan Islam semakin pudar dan menjadi suatu ideologi yang terpinggirkan. Padahal, perkataan Nabi Saw yaitu : “ Islam bagaikan surya yang cahayanya yang terang benderang menerangi setiap umat manusia, hingga malamnya pun laksana siang”. Maksudnya ialah, bahwa Islam itu suatu ideologi yang harus saling bersatu dan memiliki sikap saling menghargai dan menghormati ajaran-ajaran setiap golongan yang ada dalam Islam. Karena, Islam menyuguhkan cara yang lebih produktif untuk saling memahami antara satu sama yang lain, sehingga dengan begitu, kesalahpahaman segera terselesaikan dan menuju Islam yang satu. Bukan malah saling menyerang dan saling menyalahkan. Intinya, dalam permasalahan kasus Sunni-Syiah harus segera terselesaikan dengan cara saling menghormati. Syiah harus menghormati orang-orang yang dihormati oleh Sunni dan Sunni harus menghormati ajaran Syiah sebagai ajaran sah dalam Islam.
Belakangan ini, Kekerasan yang sering terjadi antara sesama penganut Islam menyebabkan masyarakat di luar Islam ragu untuk bersahabat dengan masyarakat Islam. Bahkan, Islam sering dikaitkan dengan kekerasan,. Seperti, terorisme. Walaupun secara mendasar Islam menolak keras tindakan tersebut. Akan tetapi, masyarakat eropa saat ini menganggap bahwa kaum muslim adalah kaum yang ekstrem.
Jhon L. Esposito mengatakan dalam bukunya yang berjudul “ Masa Depan Islam, Antara Tantangan Kemajemukan Dan Benturan Dengan Barat” bahwa pada saat jajak pendapat wahington post/ABC News pada 2006 “ menemukan bahwa hampir semua separuh penduduk Amerika, yakni 46% mempunyai pandangan negatif tentang Islam, lebih tinggi 7% dibandingkan dengan beberapa bulan setelah 11 september 2001. Sedangkan di Inggris raya 63% mengatakan bahwa Islam adalah agama kekerasan, 87% di Prancis dan 88% di Belanda.
Sekali lagi, Terlepas dari pernyataan di atas, sebaiknya Islam saat ini harus mengembangkan dan memiliki sikap toleransi dan pluralisme dalam Islam itu sendiri. Sehingga, dengan begitu Islam menjadi agama yang satu, kuat dan menjadi agama yang mewujudkan suatu kerangka konstruktif dan menjadi sahabat setiap umat manusia apapun madzhabnya dan agamanya. Karena Islam adalah agama yang membawa kasih sayang. Lalu, menyingkirkan para penebar kebencian dan para pelaku teroris yang mengancam keselamatan, keamanan dan kesejahteraan kita bersama. Wallahu A’lam.

0 komentar:
Posting Komentar