“Sebenarnya saya malas bicara seperti ini tapi mungkin ada baiknya juga disampaikan ke media agar mereka-mereka memikirkan kembali kesan mereka atau dukungan mereka terhadap Jokowi.
Mungkin banyak rakyat yang sudah mengenal siapa saya. Inisial saya adalah S. Saya adalah Poltisi Partai yang terbesar saat ini. Saya sudah menjabat sebagai Legislatif/ Anggota DPR selama 2 Periode yaitu 2004-2009 kemudian 2009-2014. Sebelumnya juga banyak Jabatan tinggi yang sudah saya pegang. Jadi secara pengalaman berpolitik dan kancah saya mengurus Negara ini sudah cukup lumayan.
Yang menjadi keheranan saya adalah rakyat Indonesia saat ini. Mungkin mereka terlalu sering menonton Sinetron ataupun Film-film action-dramatic dimana si Jagoan datang dari keluarga miskin dan menyelamatkan Gadis orang kaya dari penculikan dan kemudian akhirnya mengawininya. Itulah yang mereka lihat dari Jokowi. Dan kesan mereka memang seperti itu.
Joko Widodo itu baru dilantik menjadi Walikota Solo tahun 2005, sementara saya sejak 2004 sudah menjadi Anggota DPR. Dan sebenarnya Jokowi itu belum berbuat banyak untuk Solo. Kemudian tahun 2012 datang ke Jakarta dan berhasil menjadi Gubernur DKI dengan bantuan konglomerat-konglomerat dan pencitraannya.
Dibanding saya, Jokowi itu belum ada apa-apanya. Mana dia tahu tentang politik Indonesia dan bagaimana cara memanage Nusantara. Saya jauh lebih paham soal hal itu. Saya sudah puluhan tahun bergelut dengan dunia politik Indonesia sejak zaman Soeharto.
Tapi memang Jokowi hebat dalam Pencitraan. Mendekati 1 tahun memimpin DKI Jokowi berhasil mempengaruhi banyak rakyat. Saya curiga jangan-jangan dia memiliki Jimat atau berguru pada banyak Dukun sehingga banyak orang terpesona pada dirinya.
Dan anehnya lagi belum 1 tahun memimpin DKI, begitu banyak rakyat yang mendukungnya dan memintanya menjadi Presiden 2014 nanti. Ini kenapa bisa begitu? Rakyat-rakyat itu bagaimana sih cara berpikirnya? Bukannya kami-kami ini yang sudah jauh lebih berpengalaman yang ditunjuk mereka menjadi presiden eh malah-malah seorang Walikota yang kemudian 1 tahun jadi Gubernur yang mereka pilih.
Ada yang salah dari pikiran rakyat-rakyat ini. Mungkin saya harus mengajak teman-teman lain untuk membendung Jokowi untuk bisa menjadi Presiden. Kalau tidak demikian bagaimana nasib Indonesia nanti kalau dipimpin orang belum berpengalaman seperti Jokowi itu?”
Catatan :
Tulisan diatas adalah rekaman pembicaraan ane dengan seorang Politisi Partai Terbesar yang berinisial S. Sayangnya ane lupa direkam kapan dan dimana.
Tapi sebenarnya dari pembicaraan itu kita semua bisa menjadi paham cara berpikir dari mereka-mereka itu. Inilah salah satu sebabnya mengapa Amien Rais, Ruhut Sitompul, Nurhayati Assegaf dan masih banyak lagi politisi-politisi lain yang tidak rela kalau Pilpres 2014 dimenangkan oleh seorang Jokowi.
Salam Blogger.

0 komentar:
Posting Komentar