Memasuki bulan Oktober ,di daerah saya ramai dengan acara pesta.Ini karena Oktober adalah puncak musim panas sehingga banyak orang memilih mengadakan acara di bulan ini.
Biasanya dalam seminggu pasti ada paling kurang 1 undangan mampir ke rumah,lazimnya pesta di adakan di akhir pekan,sehingga tidak mengganggu hari kerja keesokan harinya.Dikarenakan,kalau pesta disini,acaranya sampai dini hari di isi dengan pesta dansa, joget,dangdutan sepanjang malam.
Saya tidak membahas tentang acara disini,tapi membahas kelakuan istri tercinta menjelang pesta.Ya..Setiap tahunnya setiap memasuki musim Kawinan biasanya penyakit uring uringan istri mulai kambuh,apalagi kalau bukan tentang pakaian,sepatu,beserta pernak perniknya yang akan dipakai kondangan.
Seperti yang saya alami sepanjang akhir pekan kemarin,keluarga kami di undang untuk menghadiri perkawinan adik seorang teman.acaranya baru berlangsung hari Sabtu,si mami sudah galau sejak Kamis.Topiknya tidak lain tidak bukan,soal gaun yang mau di kenakan nanti,dan seperti biasanya sayalah yang jadi tempat curahan kegalauannya.
Sebetulnya istri ada memiliki satu dua pakaian pesta,tapi sehabis melahirkan April kemarin rupanya gaunnya tidak muat lagi sekarang, ini juga karena istri lebih memilih memberikan ASI eksklusif,dampaknya ya badan jadi melar, akibat porsi makan yang naik dua kali lipat biasanya.Saya saja sampai geleng geleng kepala lihat cara istri makan.Awal mulannya si mami tidak mempedulikan BB yang naik gila gilaan sehabis melahirkan,apalagi saya juga tidak pernah protes,..Kembali ke atas, persoalan mulai muncul ketika musim pesta tiba,satu dua kali,biasanya saya pergi sendirian sehingga tidak ada masalah.Tapi ketika yang menikah adik teman yang sudah kayak saudara,mau tak mau si mami harus ikut,apalagi si adek sudah 6bulan,sudah bisa di tinggal sebentar.
Kamis dan Jumat,waktunya lebih banyak kami habiskan untuk ke toko pakaian,cari cari gaun.Saya seperti biasa menemani,sekaligus sebagai penilai.Celakanya,karena ukuran badan istri yang drastis,membuat susah mencari gaun yang berukuran XL,di toko toko pakaian biasa,tidak ada ukurannya.
Lalu istri mengajak saya ke butik ( kalau ukuran kota saya, butik,tak tau kalau ukuran kota besar di Jawa) kata temannya,di situ ada ukuran XL, setelah masuk,memang ada ukurannya dan modelnya juga disukai istri,masalah kembali muncul di harganya.ya ..kalau ukuran orang kaya,mungkin tak seberapa,tapi ukuran kami yang PEGEL (pegawai golongan ekonomi lemah) uang segitu,bagusnya di beliin susu aja buat si adek.
Akhirnya dengan wajah kayak orang makan asam 1 kilo,kami pulang,sepanjang perjalanan saya berusaha menghiburnya,’sudahlah ma,nanti pinjam saja di teman,mana tau ada yang cocok’( kebiasaan di kompleks kami ,biasanya ibu2 saling menukar gaun pesta ) sampaidi rumah,segera istri meghubungi geng nya (yang sama sama berukuran tubuh big size),dan tidak berapa lama beberapa kompatriotnya berdatangan menenteng gaun gaun koleksi mereka,maka mulailah sesi berikut,yaitu sesi penegetesan baju,silih berganti istri mengetes gaun2 yang ada.Seperti biasa,saya bagian penilai,repotnya,kalau sya bilang bagus,si mami,protes,katanya saya hanya menghiburnya saja,giliran dibilang jelek,istri langsung lemass.walhasil,tak ada satupun gaun yang berkenan di hati istri.
Saya lalu bilang ‘sudahlah ma,kita kembali saja beli baju yang tadi,dan ma gak usah khawatir,karena duit buat beli baju pake aja duit jatah rokok papa untuk sebulan’..Pendek cerita baju berhasil di beli dan kami bisa ke pesta dengan nyaman ,kompensasinya mulut saya kering selama sebulan,sebuah win win solution yang adil untuk menyenangkan istri tercinta…Tak apalah mulut kering kekurangan nikotin,tapi begitumelihat wajah istri ( yang telah memberi seorang anak yang mungil) sumringah sepanjang akhir pekan,membuat hati menjadi adem,cukup untuk bisa melupakan kecanduan akan nikotin.hehehe,selamat ber awal pekan warga kompasiana semoga makin sukses.

0 komentar:
Posting Komentar